Horeeeā€¦ Morning Glory Fuji no Beni Mekar!

MG3

Melihat bunga Morning Glory di rumah teman, membuat saya jatuh hati. Hal ini sudah berlangsung dari beberapa tahun yang lalu.

Teman saya itu berjanji mau meminta tukang kebunnya membuat bibit untuk saya. Sayang dia belum berhasil.

Kemudian, ketika ke rumah teman saya yang lain lagi. Waaa…, Morning Glorynya sudah gedeh, penuh bunga, semakin jatuh hati diriku.

Biasanya kalau sudah begini, saya pasti berburu ke penjual tanaman. Sayang, sekarang saya mulai malas berburu karena jika saya melihat tanaman baru, saya pasti pengen sedangkan lahan untuk itu mulai sempit.

Maka kusamperi si Morning Glory yang menggoda tadi dan mulai mencari biji-bijinya. Lho, kok ngga ada, ya?! Continue reading

MALARI dan Teddy Bear Pesananku

bear2Beberapa hari lalu, selintas saya menyaksikan siaran televisi yang menampilkan Dr Hariman Siregar dan juga Rizal Mallarangeng, sepertinya sedang membahas peristiwa MALARI, yang terjadi 15 Januari 1974. Sudah 42 tahun berselang. Bagaimana tepatnya diskusi itu, saya tidak sempat menyimak, karena pikiran saya melompat ke peristiwa lain.

Saya jadi teringat kisah lama yang ketika itu saya alami, sewaktu kami masih berdomisili di Makassar.

Waktu itu tanggal 12 Januari 1974, suami saya mendapat tugas dari kantornya untuk suatu perjalanan dinas ke Jakarta.

Seperti biasa saya titip oleh-oleh. Kali ini saya minta boneka Teddy Bear yang besar untuk anak kami. Continue reading

Dibilang GU? Asal untuk Kebaikan, Ga Apa Ya?!

Saya sering memberi orang nasihat atau mengoreksi apa yang saya rasa salah, sedangkan yang dinasihati belum tentu merasa senang, karena itulah anak-anak menganjurkan agar saya menulisnya di blog saja. Jadi, siapa yang suka boleh membacanya.

Mungkin karena dari sananya, walau sudah menulis blog, sifat saya ini tidak juga berubah. Bahkan orang tak saya kenal di lift bisa saya tegur. Gila urusan? Demi kebaikannya, nggak apalah ya?! Continue reading

Pola Diet Saya Merampingkan Juga, Lho…

Ibu saya adalah seorang diabetesi alias penyandang penyakit diabetes, yang sangat beruntung bisa mencapai usia lanjut hingga sembilan puluh lima tahun.

Karena itu saya sangat paham seluk-beluk penyakit diabetes dengan segala kesulitannya. Saya sebagai anak seorang diabetesi tentu merasa was-was apalagi karena saya “berbobot”, hahaha… artinya saya berbadan berat alias gemuk.

Maka supaya bugar dan tidak semakin berat, saya berolahraga jalan kaki, selama tiga puluh sampai empat puluh lima menit setiap hari kecuali hari Minggu.

Saya pun sejak lama sudah mengatur pola makan. Sayangnya saya tidak terlalu bersungguh-sungguh, sampai akhirnya saya terdiagnosis prediabet. Itu terjadi sekitar dua tahun yang lalu.

Untungnya, saya teratur kontrol ke laboratorium sehingga cepat ketahuan. Continue reading