Satukan Tekad Menyelamatkan Bumi

Pencetus hari bumi, Gaylord Nelson, pada tanggal 22 April 1970 menghimbau agar dunia secara bersama selalu berdamai, menjaga keadilan dan menjaga bumi.
Kelestarian lingkungan adalah target ke 7 yang ingin dicapai MDGs ( Millenium Development goals )
Berikut beberapa “tips”untuk menjaga kelestarian lingkungan bumi:

1. Matikan dulu kran air pada saat memakai sabun, jika sedang mencuci tangan atau mandi.
2. Bila mencuci mobil, pakailah ember, menggantikan selang air.
3. Tampung air bekas mencuci beras, ikan, daging, dll., untuk digunakan lagi menyiram tanaman.
4. Stop merokok.
5. Kurangi penggunaan kendaraan bermotor.
6. Buanglah sampah pada tempatnya, bila memungkinkan pisahkan sampah organik dari sampah unorganik.
7. Jangan membakar sampah.
8. Kurangi pemakaian listrik. Matikan lampu dan alat elektronik bila tidak diperlukan.
9. Minimalkan pemakaian plastik dan styrofoam.
10. Buat lubang resapan biopori dan bila mungkin, buat sumur resapan.
11. Tanamlah pohon sebanyak mungkin. Bila lahan sempit, kita dapat memanfaatkan plastik bekas kemasan air minum atau wadah bekas apa saja, daripada setiap kali harus membeli.

Walau ini hanya langkah-langkah kecil, tetapi bila kita melakukannya bersama dengan sungguh-sungguh dan konsisten, maka pasti akan berdampak positif terhadap bumi dan segenap penghuninya.

Mari segera mulai, jangan menunda. Terima kasih.
Salam lestari,
IMG

Wanita & Kanker Serviks & Kanker Payudara

 

Image

Dari kiri: Moderator, Dr. Rebecca, Dr Sonar Panigoro, DR. Laila Nuranna, Ibu Sinaga, Mami Ros dan Ibu Ari

Tribute to Women

Pendopo Living World Alam Sutera   

13 April 2014                                                   

Menyemarakkan momen hari Kartini, Pendopo Rumah Batik dan Kerajinan Indonesia, menyelenggarakan berbagai event antara lain TalkShow :

“Wanita & Kanker Serviks & Payudara”.          Oleh Yayasan Kanker Indonesia ( YKI ).

Nara sumber : Dr. Rebecca N Angka, M Biomed. Pimpinan dan Penanggung Jawab Klinik Utama YKI Lebak Bulus Jakarta.

Dr. Sonar Soni Panigoro Sp. B.(K) Onk., Mepid. Dirut RSK Dharmais, Pusat Kanker Nasional.

DR. Dr.Laila Nuranna Sp.OG.(K) Onk.

Dr. Sonar maupun Dr. Laila adalah juga anggota YKI.

Beserta 3 orang Survivor Kanker:

Ibu Timawarni Sinaga, penyandang Kanker Payudara, Kanker Tiroid dan Kanker Limfoma.

Ibu A.A. Ariyani Kartika Dewi, penyandang Kanker Serviks.

Ibu Rosalinde Baley, nama beken nya Mami Ros, iya kan? Penyandang Kanker Rahim dan Kanker Payudara.

Dr. Rebecca menjelaskan kegiatan YKI yaitu melayani masyarakat yang membutuhkan informasi seputar penyakit Kanker, deteksi dini, pap smer, usg, mammografi, dll. Ada Rumah Singgah untuk pasien dari luar kota, dengan tarif terjangkau.

Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi,

YKI Jl. Lebak Bulus Tengah No. 9 Cilandak. Jakarta 12430

Telp : 021. 7690704

Fax  : 021. 7507447

Email : klinikyki@gmail.com

yayasankankerindonesia.org

Dr. Sonar Panigoro : deteksi dini kanker payudara,kaum perempuan dianjurkan secara teratur melakukan SADARI yaitu, perikSa payuDara sendiRi.  Benjolan sulit teraba kalau masih kecil, kurang dari 1 cm, biasanya dibantu dengan USG. Pada perempuan usia diatas 40 thn dianjurkan Mammografi.  Kalau ketemu dini, tingkat keberhasilan terapi semakin besar. Jangan menunda terapi seandainya terdiagnosis.

Dr. Laila Nuranna : untuk deteksi Kanker Serviks jangan tunggu timbul gejala.  Perempuan yang sudah beraktifitas seksual harus melakukan pemeriksaan pap smer secara teratur atau IVA cara yang lebih sederhana. Sebagian Puskesmas sudah bisa melakukannya.  IVA, adalah singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam Asetat.

Penyebab Kanker Serviks adalah Virus HPV, maka sekarang tersedia vaksin.

Vaksinasi Kanker Serviks, boleh diberikan sejak usia 10 tahun sampai usia 55 tahun.

Di negeri jiran Malaysia vaksinasi ini gratis untuk semua anak perempuan usia 13 thn.

Kapan Indonesia menyusul? (ini kata saya)

Setiap satu jam, satu perempuan di Indonesia meninggal karena Kanker Serviks.

Makin bertambah usia makin bertambah pula risiko, namun usia muda tidak berarti tanpa risiko.

Kesaksian ke tiga Survivor, terbukti mereka sehat-sehat saja, sudah menjalani berbagai terapi, operasi, kemoterapi, radiasi, pokoknya ikut apa kata Dokter. Jangan takut dan sabar mengikuti terapi dan tentu berdoa kepada Tuhan memohon kesembuhan.

Empat orang Survivor beserta seorang Relawan sempat berjoget ria dengan penuh semangat.

Mereka sekarang menjalani aktifitas kehidupan yang normal.

Kesimpulannya Kanker bisa “disembuhkan”, mereka bisa tetap survive.

Dua jempol untuk para pejuang ini. Semua pasti setuju!

Mari menjalani hidup sehat.

Sayang pengunjung Mall seperti kurang perhatian, padahal Para Nara Sumber adalah pakar yang hebat-hebat yang sudah mengorbankan hari Minggu beliau untuk kita.

Apa karena informasi akan acara ini yang kurang?  Atau apa karena mereka takut membicarakan  Kanker? Masih ada satu alasan yang lain, mungkin mereka beranggapan mereka baik-baik saja, jadi tidak perlu segala informasi itu. Ngapain pusing!

Padahal semua orang, berisiko terkena Kanker.

Mari menyayangi diri kita.

Dengan cara segera memeriksakan diri, jangan menunda. Bila mungkin informasikan kepada yang lain.

Saya mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan nama, jabatan atau titel, para nara sumber.

Demikian juga bila terjadi kesalahan informasi mohon dikoreksi.

Terima kasih.

Salam,

IMG

Image

IMG-20140419-WA0011

foto kanker mom

Serumpun Bambu Kebanggaanku

Saya lahir di Gowa, Sulawesi Selatan. Mungkin karena masa kecil di kampung, maka saya sangat mencintai alam yang hijau.

Kalau mungkin ingin rasanya menanam segala macam tanaman, apa itu tanaman bunga, buah-buahan atau tanaman keras sekalipun.

Tidak heran halaman rumah saya yang seadanya, amburadul dengan segala macam tanaman, dari yang kecil sampai pohon matoa, diantaranya serumpun bambu yang menjadi judul tulisan ini.      

Dari kecil kami sekeluarga sudah akrab dengan yang namanya bambu.

Dalam seminggu kalau lagi musim, dirumah kami pasti ada menu rebung ( dalam bahasa Makassar disebut lebong )

O iya, buat orang yang belum tahu, rebung adalah tunas bambu yang masih muda, sangat enak setelah dibuat sayur atau snack, tentu bagi yang menyukainya.

        Ini dia menu favorit kami,

        Lebong Tumisi’ (tumis rebung)

        Popiah (lumpia)

        Lebong Pallu Santang (lodeh rebung)          

Sehari-hari kami sering melihat Angkong demikian panggilan kakek kami, meraut bambu untuk dibuat bermacam kerajinan anyaman.

Yaitu berupa keranjang, bakul yang cantik, hiasan berbentuk udang, kepiting dan lain-lain, mungkin juga sebagai bahan penunjang pembuatan barongsay.

Kakek kami ini adalah pandai emas yang berasal dari daratan China.

Di sekeliling rumah kami dulu, banyak rumah-rumah yang terbuat dari bambu.   

Juga jembatan, rakit, perabotan rumah dan yang paling banyak peralatan dapur.

Alat kesenian pun banyak yang dibuat dari bambu, seperti suling dan angklung yang sangat saya kagumi.

Saya amati akarnya pun berguna bisa menyimpan air dan menguatkan tanah.

Sedang daunnya sangat menyejukkan dan juga membersihkan udara.

Juga dipakai sebagai pembungkus Ba’cang yang dalam bahasa Makassar disebut Koecang.

Amma’, ibu kami selalu membuat dua macam koecang. Yang manis dan yang berisi daging.

Di lain kesempatan saya akan menulis mengenai koecang.     

Di Makassar sewaktu saya masih kecil rebung hanya ada pada musim hujan.

Demikian juga dengan daunnya, hanya ada  pada waktu tertentu. Jadi tidak selalu tersedia di pasar.

Karena itu saya sangat ingin memiliki tanaman bambu, walau hanya serumpun.

Sekarang rumpun bambu itu sudah terwujud. Saya sangat bangga, rebungnya bisa dipanen sepanjang tahun.

Memang dengan pemeliharaan yang baik, di musim kemarau pun kita bisa panen rebung.

Jika saya butuh bambu, tidak perlu jauh-jauh membelinya, cukup memotong dari kebun. Asyik kan?

Dulu dirumah kami ada dipan dari bambu yang berwarna dasar krem dan bertotol coklat tua. Bambu apa ya namanya?

Di Saung Angklung Mang Ujo Bandung, ada bambu “antik” ( bambu hitam?), sayang belum sempat saya lamar, rombongan kami sudah harus segera naik ke bis. Semoga lain kali ada kesempatan.

Namun manfaat yang paling saya nikmati, adalah duduk di bawah kerimbunan daun bambu yang sejuk sambil mendengarkan simponi yang indah dari semilir angin dan gemerisik daun-daun bambu.

Sebetulnya masih sangat banyak manfaat lain dari bambu.

Tentu Anda pun masih ingat, akan bambu runcing pada zaman perjuangan dahulu.

Namun yang saya tulis ini hanya sebatas yang berkaitan dengan ikatan emosi dan pengalaman saya pribadi.

Terima kasih.

Salam lestari,

                     I M G 

Image

Rumpun Bambu dengan tunas-tunas muda nya

Image

Ini dia Rebung sudah dipanen